Ketika sebuah aliran arus
melewati sebuah struktur (pipa), maka akan terbentuk vortex pada bagian
belakang pipa seperti pada Gambar.
Vortex ini timbul disebabkan oleh adanya tubulensi serta ketidak-stabilan
aliran di belakang pipa. Pembentukan vortex (vortex shadding) dapat menyebabkan perubahan tekanan hidrodinamika
secara periodik dan bergantian pada bagian belakang pipa sehingga dapat
mengakibatkan bervibrasinya bentang bebas pada pipa apabila bentang bebas
tersebut memiliki frekuensi natural struktur yang nilainya mendekati nilai
frekuensi vortex tersebut. Fenomena bervibrasinya bentang bebas pada pipa
tersebut disebut dengan vibrasi terinduksi vortex (Vortex Induced Vibration (VIV)).
Ilustrasi pembentukan vortex pada pipa |
Frekuensi vortex shedding yang terjadi umumnya tergantung pada diameter pipa
serta kecepatan aliran yang melalui pipa. Apabila frekuensi vortex shadding yang terjadi memiliki
nilai yang mendekati atau sama dengan frekuensi natural bentang bebas pada
pipa, maka akan terjadi resonansi pada bentang bebasa tersebut yang dapat
menyebabkan kegagalan pada struktur pipa dengan pola keruntuhan leleh (yielding) dan pola keruntuhan kelelahan
(fatigue).
Osilasi akibat resonansi yang
terjadi pada bentang bebas pipa umumnya terjadi dalam dua arah, yaitu dalam
arah tegak lurus aliran (cross-flow)
dan searah dengan aliran (in-line).
Sumber : Tawekal, Ricky Lukman (2012), Catatan Kuliah KL 4221 Bangunan Lepas Pantai II, ITB
No comments:
Post a Comment